Tampilkan postingan dengan label sastra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sastra. Tampilkan semua postingan

Ingatlah Hari Ini (Bagian 11)

Anne melihat Erick membenahi alat pemanggang di gudang. Kepalanya melongok. “Mau kopi?” Erick mengangguk. Ia mencuci tangan dan menuju...

Ingatlah Hari Ini (Bagian 8)

“Cantik. Kecil. Terkendali.” “Apa maksudmu?” “Rumah kamu cantik. Segala perabotan saling menunjang. Ukuran rumahnya kecil. Dan kare...

Ingatlah Hari Ini (Bagian 7)

“Gila..ini gila.” Gordon mengelus-ngelus dagu. “Bagaimana bisa rancangan pengeluaran kita bisa lebih lima puluh persen dari seharusnya?”...

Mama

“Ma, kenapa Nana tidak punya oma?” Sarah berpaling dari sinetron TV. Sudut matanya melihat suaminya, tetapi Gondo masih asyik mengunyah ...

Pelabuhan Hati (Bagian 9)

Pria itu bergegas berdiri ketika melihat Victor setengah berlari kearahnya. Tetapi sebelum sempat benar-benar tegak, ia menjatuhkan dirin...

Pelabuhan Hati (Bagian 8)

Rommy baru saja membuka pintu dan celingukan memandang ke arah dalam rumah. “Flori sudah pulang?” tanyanya pada pegawainya. Pegawai i...

Pelabuhan Hati (Bagian 7)

“Sampah.” Rommy meletakkan kedua tangannya pada kaca satu arah. “Kalau tidak ada ada sampah, kita mau makan apa? Orang-orang seperti ki...

Pelabuhan Hati (Bagian 6)

“Ya, Rud. Aku tahu kita memang harus membeli mesin espresso buat kedai baru kita. Tetapi uangnya belum ada.” “Kalau tidak salah, Pak R...

Pelabuhan Hati (Bagian 5)

Floriana berdiri di samping mobil dengan pandangan curiga. Ia memperhatikan dua penjual baru dekat sekolahnya. Satu orang berjualan yough...

Pelabuhan Hati (Bagian 4)

Floriana bingung antara harus tertawa dan prihatin. Dia memperhatikan tas ransel Rommy yang gendut “Kamu cowok aneh. Di sinetron-sinet...