Hari
Jum’at malam, aku pulang terlambat dari tempat kerja. Adikku menelepon dan
memintaku untuk membawakan makanan untuknya. Adikku sudah menikah dan tinggal
di luar kotaku. Suaminya adalah tentara yang sering ditugaskan ke luar negeri
sehingga ia lebih sering membeli makanan untuk anak-anaknya daripada memasak
sendiri. Tempat kerjaku hanya berjarak lima kilo meter dari tempatnya, sehingga
adikku sering memintaku membelikan makanan untuknya.
Saat
itu hampir pukul sepuluh, ketika aku merasakan keanehan. Sekelilingku tampak
sepi. Di kiri-kananku hanya sawah-sawah dan jarak antar rumah di daerah ini
memang berjauhan. Komplek perumahan adikku adalah komplek perumahan baru. Jalan
masuk ke pintu gerbangnya mengharuskan melewati jalan segelap ini. Aku paham,
inilah alasan dia malas keluar rumah untuk membeli makanan.
Mobilku
berjalan pelan-pelan. Aku mengingat-ngingat apakah aku tersesat?Aku sudah sering ke rumah adikku. Rasanya
aneh kalau tersesat. Sekarang di sisi-sisiku tampak pohon-pohon flamboyan besar.
Aku tidak ingat kalau di jalan ke rumah adikku ada pohon-pohon seperti ini.
Dari
kejauhan aku melihat seseorang berdiri. Jaraknya sekitar seratus meter. Tubuhnya
menghadap ke arahku. Seiring dengan kecilnya jarakku dan dia, aku menyadari
kalau dia adalah wanita. Tangannya melambai-lambai, seperti ingin menghentikan
aku.
Aku
menghentikan mobil tepat di sampingnya. Wanita itu memohonku agar aku menolong
anaknya dengan nada memelas. Aku membuka mobil dan mengikuti arah telunjuknya.
Aku terperangah ketika melihat mobil terjungkal di ngarai kecil. Mataku
menelusuri bagian depan. Di bagian kemudi ada seorang wanita dengan kepala
mendongak. Pecahan-pecahan kaca menancap pada tubuhnya. Tangannya terkulai di
samping sabuk pengaman. Aneh, sepertinya aku mengenal wajah wanita ini. Kepalaku
melongok bagian belakang. Seorang bayi tampak bergerak-gerak di kursi. Mudah
bagiku meraihnya sebab pintu belakang ringsek dan terbuka ke arah luar.
Bayi
itu masih hidup dan tak mengalami cedera yang berarti. Kepalaku lantas berputar
mencari perempuan tadi. Kemana dia? Kenapa dia tidak mengikutiku? Apakah dia
masih berdiri di tempat dia mencegatku karena shock.
Suatu
ingatan akan wajah wanita itu membuatku kalut. Sekali lagi aku melihat wanita
pengemudi. Sekarang aku yakin, wanita inilah yang mencegatku tadi.
*Sumber gambar: urbanlegends13.files.wordpress.com
mungkin bacanya siang, jadi agak kurang ngeri. Gutjab
BalasHapusTengkiu Bang Denny buat masukannya. :D
Hapus